Salah satu langkah dalam penentuan kelayakan
suatu rencana bisnis adalah menganalisis aspek teknis dan teknologi. Evaluasi
aspek teknis ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis bisnis seperti penentuan
kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai pemakaian peralatan dan mesin,
lokasi bisnis dan letak perusahaan yang paling menguntungkan. Lalu dari
kesimpulannya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.
Sebuah bisnis dianggap layak secara teknis dan
operasional jika memiliki keahlian, infastruktur dan modal untuk mengembangkan,
menginstal, mengoperasikan dan memelihara sistem yang diusulkan, dan bahwa
dengan membangun sistem tersebut bisnis akan dapat memberikan keuntungan dari
barang dan jasa.
Aspek teknis produksi antara lain:
1.
memilih
a.
produk/jasa
b.
proses produksi
c.
kapasitas dan desain
d.
persediaan
e.
lokasi
f.
lay out
g.
spesifikasi struktur
h.
bahan baku
2.
Menentukan
a.
jumlah dan kualitas barang dan jasa yang akan dibuat
b.
tenaga kerja yang dibutuhkan
c.
utilitas yang diperlukan
d.
metode pembuangan limbah
e.
transportasi yang diperlukan
3.
Menyediakan. Maksudnya adalah Perkiraan total biaya proyek dan menghitung item
utama
4.
Daftar secara rinci yaitu Perkiraan produksi dan biaya overhead yang akan
dimasukkan ke operasi proyek yang diusulkan
5.
Mempertimbangkan
Teknologi
utama dalam industri yang dapat mempengaruhi kesehatan komersial atau teknis
proyek
Adapun
aspek teknis produksi adalah sebagai berikut:
A.
Design Produk/ Jasa
Desigen produk adalah rancangan suatu proses
yang menggambarkan secara rinci produk atau jasa yang akan dibuat. Dimulai dari
identifikasi kebutuhan konsumen sampai pengujian produk di pasar. Proses design
merupakan multi-diciplinary activity karena rancangan tersebut bukan dihasilkan
oleh design engineers sendiri, beberapa pihak ikut memberikan masukan antara
lain mulai dari konsumen, bagian riset dan pengembangan, top manajemen, staf
pemasaran, oprasi, keuangan termasuk bagian hukum.
Rancangan produk adalah suatu proses yang
melibatkan semua bagian di perusahaan, karena produk itu akan dipasarkan
kekonsumen dan juga mempengaruhi harga dan biaya produksi. Dengan produk yang
sudah disetujui dan mau diluncurkan, akan ditentukan keperluan material
perunit, harga material perunit, kapasitas sumber daya manusia yang diperlukan,
cara penjualan, harga dan keuntungan yang akan didapat.
Setiap komponen dapat diuraikan lebih lanjut ke
dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Dalam studi kelayakan usaha harus
diuraikan design produk yang akan diproduksi tersebut yang meliputi Spesifikasi
produk, gambar produk dan bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi produk
tersebut, serta manfaat dari produk bagi konsumen dan keunggulannya dibanding
dengan produk pesaing.
Proses Desain
Proses
desain merupakan suatu proses yang berulang. Informasi terbaru yang diberikan
oleh pemakai (konsumen) dapat dimanfaatkan guna menemukan cara menyempurnakan
desain untuk menghemat biaya produksi atau untuk peningkatan kualitas sehingga
kepusan pelanggan bias tercapai. Hal-hal yang yang perlu diperhatikan dalam
desain produk adalah
·
Manajemen harus membuat keputusan yang menyangkut trade- off antara
bentuk dan fungsi.
·
Desainer harus membuat keputusan yang menyangkut tentang bahan-
bahan yang digunakan; dalam pemilihan bahan hendaknya desainer mempertimbangkan
1). kebutuhan spesifikasi bahan, 2). biaya bahan relative, dan 3). biaya
pemrosesan.
Desain Jasa
Mendisain
jasa untuk mendukung karakteristik yang unik merupakan sesuatu yang
menantang. Salah satu alas an mengapa peningkatan produktivitas di industry jasa
sangat rendah adalah karena desain dan penyerahan produk jasa melibatkan interaksi
dengan konsumen. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun
desain jasa , diantaranya yaitu : 1) lini pelayanan yang ditawarkan, 2) ketersediaan
pelayanan, 3) tingkat pelayanan, 4) Garis tunggu dan kapasitas pelayanan.
B.
Manufacturing / Proses Produksi
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan
bahwa : “ Produksi adalah proses mengeluarkan hasil.” Dapat penulis uraikan,
bahwa definisi produksi adalah suatu proses dimana terdapat kegiatan pengolahan
bahan mentah (input), dengan serangkaian tahapan-tahapan untuk menghasilkan
produk (output), yang lebih bernilai maknanya. Sedang pengertian dari produk
itu sendiri adalah hasil akhir dari proses pengolahan.
Pengertian manufaktur tidak berbeda jauh dengan
pengertian produksi diatas, yang membedakan, kalau produksi ditekankan pada
proses pengolahan dari barang mentah menjadi barang jadi. Sedangkan manufaktur
ditekankan pada kelompok perusahaan yang mengolah dari bahan baku menjadi barang
jadi. Seperti disebutkan dalam Buku Besar Bahasa Indonesia, bahwa: “manufaktur
adalah proses produksi yang mengubah bentuk barang barang“.
Proses produksi harus dipandang suatu perbaikan
terus menerus, yang diawali sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk
menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai
distribusi kepada konsumen. Bagian produksi harus meningkatkan efisiensi dari
proses dan kualitas produk, agar diperoleh produk-produk berkualitas sesuai
dengan desain yang telah ditetapkan berdasarkan keinginan pasar, dengan biaya
serendah mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan menghilangkan pemborosan yang
terjadi dalam proses produksi itu, melalui perencanaan dan pengendalian proses
produksi.
Keberhasilan perencanaan dan pengendalian
produksi membutuhkan perencanaan kapasitas yang efektif, agar mampu memenuhi
jadwal produksi yang ditetapkan. Kekurangan kapasitas akan menyebabkan
kegagalan memenuhi target produksi, keterlambatan pengiriman ke pelanggan, dan
kehilangan kepercayaan dalam sistem formal yang mengakibatkan reputasi dari
perusahaan akan menurun atau hilang sama sekali. Pada sisi lain, kelebihan
kapasitas akan mengakibatkan tingkat utilisasi sumber-sumber daya yang rendah,
biaya meningkat, harga produk menjadi tidak kompetitif, kehilangan pangsa
pasar, penurunan keuntungan, dan lain-lain.
Dengan demikian, kekurangan kapasitas maupun
kelebihan kapasitas akan memberikan dampak negatif bagi sistem produksi,
sehingga perencanaan kapasitas yang efektif adalah menyediakan kapasitas sesuai
dengan kebutuhan pada waktu yang tepat. Macam tipe proses produksi dari
berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):
1.
Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi
berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri
yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output
direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan
rendah dan produk bersifat standar.
2.
Proses produksi terputus-putus
Produk
diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam
proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat
sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses,
sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.
3.
Proses produksi campuran
Proses
produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap
perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
C.
Lokasi
Lokasi
merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan suatu usaha,
karena sangat berpengaruh terhadap biaya produksi dan biaya operasional lain.
Diperlukan analisis lokasi berkaitan dengan penetuan lokasi dan ketersediaan
fasilitas secara umum yang mendukung operasi perusahaan di lokasi tersebut.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi dapat dibagi
menjadi empat kelompok:
1.
Lokasi perusahaan yang sudah ada (existing company location), analisis ini
mempertimbangkan pasar yang akan dilayani dan biaya pengangkutan dari lokasi
pabrik ke pasar (konsumen). Jika pabrik semen yang ada di pulau Sumatra dan
Jawa sudah dapat memenuhi kebutuhan pasar di kedua pulau tersebut dan
pulau-pulau sekitarnya, maka pabrik semen baru hanya mungkin dibangun di Papua
karena biaya transportasi untuk mengangkut semen, baik dari Jawa atau Sumatra
menuju pasar semen Papua sangat mahal. Akan tetapi apabila permintaan pasar di
Papua ternyata kecil, barang kali tidak layak membangun pabrik semen disana.
2.
Industrial geography, pemilihan lokasi didasarkan pada bahan baku, pasar dan
tersedianya jasa-jasa penunjang lainya seperti jalan, alat transportasi dan
tenaga kerja yang dibutuhkan suatu industri. Seperti tambang Emas Freeport di
Papua, karena juga menghasilkan tembaga bisa juga dikembangkan induri kabel
listrik di sana.
3.
Pemilihan lokasi dekat dengan konsumen, umpamanya usaha perhotelan, rumah
sakit, bank, bioskop, mall dan industri minuman.
4.
Pemilihan lokasi ditentukan oleh pemerintah. Pengusaha didorong untuk membangun
pabrik di suatu lokasi yang sudah ditentukan pemerintah dengan dengan berbagai
fasilitas kemudahan atau pemberian insentif bentuk lain bagi
investor.
D.
Site Analysis
Analisis
terhadap lokasi dilakukan lebih rinci meliputi penelitian terhadap ketersediaan
tenaga kerja yang terampil dan respon masyarakat terhadap keberadaan usaha di
lokasi yang dipilih. Kondisi tanah juga perlu dipertimbangkan karena akan
mempengaruhi biaya kontruksi bangunan tersebut, selain itu ketentuan tata guna
tanah yang ditetapkan pemerintah serta perhitungan potensi gangguan.
Perlu
pengkajian yang sangat mendalam sebelum membangun sebuah pabrik atau
perusahaan, karena harus selalu difikirkan jangka panjang dan dampaknya secara
luas. Kadang-kadang kita lupa akan hal yang kecil tapi berakibat fatal. Jika
perusahaan mendirikan pabrik di sebuah daerah, akan tetapi didaerah tersebut
belum tersedia transfortasi untuk karyawannya, akibatnya karyawan sering
terlambat masuk kerja akan tetapi pulang selalu tepat waktu karena tidak adanya
kendaraan umum, akibatnya perusahaan harus menyediakan kendaraan pengangkut.
E.
Penggunaan Tanah Lokasi
Dalam
pengurusan izin pendirian perusahaan sudah masuk didalamnya izin-izin
pembangunan tanah lokasi untuk usaha tersebut. Peruntukan suatu lokasi usaha
sudah diatur dalam tata ruang yang dituangkan dalam peraturan pemerintah daerah
setempat, umpamanya untuk pabrik sudah disediakan kawasan industri.
Dalam
setiap pembangunan alat produksi perlu diperhatikan akan pembangunan untuk
minimal 5 tahun kedepan, bagaimana dengan dampak lingkungan terhadap limbah,
bagaimana dengan keadaan lingkungan kerja yang menyenangkan, sirkulasi udara
yang baik, tempat pembuangan, tempat istirahat, tempat makan siang, tempat
ibadah dan lainnya.
F.
Prasarana (Fasilitas) Umum
Penyediaan
fasilitas umum dapat mendorong kelancaran pembangunan dan pengoperasian sebuah
perusahaan serta manfaat bagi masyarakat disekitarnya.Umpamanya jalan kelokasi
proyek, jembatan, taman untuk rekreasi atau sekolahan.
G.
Fasilitas Penunjang
Fasilitas
penunjang adalah unsur-unsur yang mendukung pembangunan dan pengoperasian
proyek yang harus ada di lokasi proyek yang direncanakan antara lain : jaringan
listrik, sumber air bersih, kantin asrama/ tempat tinggal karyawan dan tempat
parkir yang aman..
H.
Mesin-mesin, Instalasi Listrik dan Peralatan Pabrik
Dalam
studi kelayakan usaha harus disertakan spesifikasi teknis dari mesin-mesin yang
digunakan yang meliputi kapasitas produksi, proses produksi, konsumsi bahan
bakar, dan umur teknis mesin. Semua kebutuhan peralatan harus sudah
diperhitungkan sebagai satu kesatuan dalam suatu sistem yang terkait dengan
kebutuhan pabrik untuk menghasilkan produksesuai kapasitas dan kualitas yang
direncanakan. Demikian pula instalasi listrik, air dan sistem penanganan limbah
pabrik.
I.
Kendaraan
Jenis
dan jumlah kendaraan yang dibutuhkan sangat tergantung kepada besarnya proyek,
fungsi, lokasi dan mobilitas barang maupun orang. Kendaraan dapat dikelompokkan
antara kendaraan direksi, kendaraan operasional dan antar jemput karyawan.
J.
Peralatan Kantor
Guna
menunjang kelancaran administrasi pembangunan dan pengoperasian usaha
dibutuhkan pula peralatan kerja berupa meja, kursi, almari, filling
kabinet,mesin ketik, komputer lengkap dan peralatan lainnya sesuai kebutuhan.
K.
Bangunan
Rencana
pembangunan dan kebutuhan bangunan harus didukung pula dengan gambar-gambar
(master plan), maket atau mock-up pabrik atau bangunan tersebut. Kebutuhan
bangunan melioputi bangunan untuk produksi (pabrik), perkantoran, showrooms,
toko, mess karyawan dan pos Satpam. Bentuk bangunan untuk produksi disesuaikan
dengan proses produksi atau dapat pula menggunakan bangunan lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan.
L.
Tata Letak (Layout) Pabrik dan Proses Produksi
Tata
letak menjadi penting karena jika memunculkan hambatan dan bisa meningkatkan
biaya produksi, menjadikan penghamburan sumber daya yang sia-sia, tata letak
yang ada, penumpukan produk-produk, serta menghambat produksi maka perlu
dilakukan pembenahan tata letak.
Tata
letak mesin-mesin dalam pabrik diatur sebaik mungkin dengan mempertimbangkan
sistem produksi, efesiensi ruang, argonomik, keselamatan kerja dan keamanan
kerja. Layout pabrik disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1.
Product Oriented Layout, yaitu pengaturan tata letak mesin atau work station
menurut urutan proses produksi, mulai dari proses bahan baku sampai barang jadi
dan pengemasan. Layout ini banyak digunakan pada pabrik dengan proses produksi
berkesinambungan (continuous production process). Transportasi material dari
satu alat produksi ke mesin lainnya dengan menggunakan ban berjalan (conveyor).
2.
Process oriented layout, yaitu penelompokan operasi kegiatan, mesin-mesin,
peralatan dan tenaga kerja yang melakukan pekerjaan yang sama pada satu areal
tertentu di dalam pabrik. Pendekatan ini disebut juga sebagai functional
layout.
M. Pengoperasian
Pabrik
Sebelum
pengoperasian pabrik perlu disusun rencana dan program produksi yang meliputi
proyeksi produksi, proyeksi kebutuhan bahan baku, kebutuhan listrik, kebutuhan
bahan bakar, kebutuhan suku cadang, operator, biaya perawatan dan lain-lain.
N.
Program Produksi
Rencana
program produksi disusun berdasarkan rencana penjualan yang telah dibuat
sebelumnya dan perkiraan persediaan akhir barang jadi yang mungkin timbul
akibat devisiasi permintaan di atas rencana penjualan. Persediaan barang jadi
sebenarnya akan selalu ada selama ada selisih volume produksi dan penjualannya.
Persediaan awal barang jadi pada tahun pertama belum ada (nol), sedangkan
persedian akhir tahun lalu sama dengan persedian awal tahun berjalan. Jangka
waktu proyeksi (time horizone) dari proyek biasanya dibuat
sekurang-kurangnya lima tahun.
O.
Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku
Memproyeksi
kebuthan bahan baku diperhitungkan kebutuhan satu periode produksi dengan
jangka waktu tertentu. Proyeksi belanja bahan baku memperhitungkan laju inflasi
dan pertimbangan lain.
P.
Kebutuhan Listrik dan Bahan Bakar
Guna
menjalankan mesin-mesin produksi dibutuhkan bahan bakar atau tenaga listrik.
Untuk keperluan perkantoran dan penerangan dibutuhkan tenaga listrik dari PLN
atau Genset dengan bahan bakar. Berdasarkan data konsumsi listrik dan bahan
bakar perbulan dapat dibuat estimasi biaya yang dibutuhkan.
Q.
Kebutuhan Suku Cadang dan Perawatan Mesin
Terkait
dengan aspek teknis dibutuhkan dukungan suku cadang mesin dan perawatan mesin
untuk menjamin kelancaran produksi. Kebutuhan suku cadang dan skedul perawatan
mesin mengikuti aturan teknis yang diberikan oleh produsen atau pemasok mesin.
Perlakuan
akuntansi terhadap pembelian mesin berbeda dengan leasing. Jika perusahaan
membeli mesin, maka biaya yang ditanggung meliputi biaya perawatan, biaya
penyusutan, dan biaya bunga atas pinjaman untuk membeli mesin tersebut.
Visit Us>very good,tingkatkan lagi
BalasHapus