Sebagai sebuah strategi..
Selamat malam teman-teman,kali ini saya akan membahas tentang Toleransi sebagai sebuah
strategi, teman-teman jangan banyak bertanya dulu ya mengenai judul pembahasnya
karna tenang saja nanti kita kupas sampai tuntas.
Sebelum kita masuk ke materi pembahasnya pertama saya ingin
bertanya bagaimana kondisi tim nya ? masih dibangun kah ? biasa saja ? sudah
mulai bisa berlari kah ? atau malah sedang banyak mengalami
kesalahan/pelanggaran/kegagalan ?. membangun sebuah tim memang tidaklah mudah
tidak bisa dilakukan dengan proses instan seperti membalikan telapak tangan,
sekarang diberi pengarahan terus langsung ada perubahan belum tentu seperti
itu, membangun tim butuh proses dan butuh strategi juga.
Biasanya ada teman-teman yang sedang memimpin sebuah tim
kemudian mengeluh dan bertanya-tanya, kenapa ko belum ada perubahan ? kenapa ko
anggota tim tidak berubah-berubah menjadi lebih baik ? kenapa ko mereka selalu
salah ? apa saya yang tidak mampu memimpin atau mereka yang tidak bisa saya
pimpin ? apakah saya harus cari profesi baru atau saya harus ganti anggota tim
?.. bener ga kira-kira pertanyaan seperti itu yang sering keluar disaat
menghadapi masalah dengan tim yang teman-teman pimpin ?, kalau benar seperti
itu mari kita kupas pembahasan pagi ini semoga dapat menjawab dan memberi
sedikit pencerahan.
Kita berbica mengenai Toleransi sebagai sebuah strategi,
pertama teman-teman harus ingat bahwa tolerasi disini adalah toleransi dalam
bekerja bukan toleransi dalam hidup beragama atau toleransi dalam berbudaya di
masyarakat, kemudian teman-teman harus paham pengertian tolerasi itu sendiri
seperti dalam kamus bahasa Indonesia, definisi toleransi adalah “sikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan); pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan
dengan pendirian sendiri.” Namun dalam prakteknya tolerasi tidak boleh
diberikan dengan begitu saja ke siapa saja, tentu kita harus mengetahui dulu
batas kewajaran toleransi itu boleh diberikan atau tidak dan tujuan dari
toleransi itu diberikan untuk apa, berbicara mengenai tujuan toleransi itu
diberikan untuk apa disini saya akan membahas tujuan dari toleransi tersebut
diberikan adalah sebagai sebuah strategi, strategi siapa ? tentunya strategi
seorang pemimpin tim,. Baiklah kita mulai kupas pembahasan pagi ini sampai
tuntas :
1. Pertama
teman-teman harus ingat bahwa seorang pemimpin tim harus seorang yang visioner,
memiliki pandangan jauh kedepan, dia harus bisa melihat hasil dari apa yang
ingin dia capai sebelum timnya melakukan proses.
2. Kedua pemimpin
tim harus memahami ilmu manajemen, seperti pada pembahasan kemarin namun dalam
pembahasan kemarisn kita baru membahas fungsi manajemen sampai dengan fungsi
yang ke tiga yaitu Menggerakan (Acctuating), nah sekarang kita akan membahas
fungsi yang ke empat yaitu Pengendalian (Controling).
3. Ketiga
melanjuti dari poin ke dua bahwa kita akan membahas fungsi manajemen yang ke
empat yaitu Pengendalian (Controling). Pengendalian (Controling) adalah fungsi
terakhir dan fungsi penentu apakah segala sesuatu yang sudah direncanakan
diawal bisa terealisasi seutuhnya atau tidak, segala sesatu yang direncakan
diawal bisa dilakukan dengan baik dan benar atau tidak, karna tidak sedikit
teman-teman yang mendapatkan kesulitas dalam menjalankan fungsi Pengendalian
(Controling) ini, apalagi jika dihadapkan dengan permasalah dalam tim,
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota tim, pelanggaran-pelanggaran
yang terjadi, mungkin itu semua yang mengakibatkan teman-teman merasa
keseulitan dan akhirnya bertanya ”apa saya yang tidak mampu memimpin atau
mereka yang tidak bisa saya pimpin ?”
4. Dalam
menghadapi situasi seperti yang digambarkan poin tiga, seorang pemimpin tim harus ingat bahwa yang
dimaksud pengendalian (Acctuating) adalah “fungsi manajemen yang mengusahakan
agar pekerjaan/ kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman,
patokan, pengaturan atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.” Apabila ada
ketidak sesuaian maka harus disesuaikan, nah berdasarkan pemahaman diatas
seorang pemimpin tim harus mampu mengidentifikasi sumber permasalah dengan
logika sederhana menggunakan beberapa pertanyaan seperti beriku :
“ Yang melakukan ke tidak sesuaian siapa ?
“ Yang harus menyesuaiakan kembali siapa ?
Dari dua pertanyaan diatas kira-kira jawabannya apa ?.. Yah
betul, jawabannya adalah anggota tim. Yang melakukan ketidak sesuaian adalah
anggota tim dan yang harus menyesuaikan kembali adalah anggota tim juga. Dengan
pemahaman seperti ini saya yakin teman-teman ingat betul judul pembahasan
kemarin adalah Membangun Tim, jika benar teman-teman sudah melakukan semua
tahapan dalam Membangun tim tersebut kemudian hasil yang dicapai oleh tim
tersebut belum maksimal apakah teman-teman akan begitu saja mengganti anggotan
tim nya ? kemudian bersedia membangun kembali dari awal ? kalo saya pribadi
tentunya tidak akan membiarkan hal itu terjadi, dan saya yakin teman-temanpun
berpikir demikian, jadi apa yang harus kita lakukan sebagai pemimpin tim ? yang
harus kita lakukan adalah berstrategi, strategi yang saya maksud dalam pembahasan
ini adalah meberikan Toleransi dari segala kesalahan, pelanggaran, kegagalan
yang dikukan oleh tim kemudian kita mengembalikan mereka ke jalur yang
sebenrnya dan kemudian mempercepat keberhasilan yang tertinggal karna adanya
kesalahan, pelanggaran, kegagalan. Toleransi ini diberikan bukan Cuma-Cuma
tetapi toleransi ini diberikan sebagai strategi untuk menjaga kestabilan tim
yang sudah kita bangun sebelumnya.
Demikian pembahasan Toleransi sebagai sebuah strategi yang
dapat saya share hari ini, semoga bermanfaat buat teman-teman pembaca, salam
semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar