Selasa, 27 Desember 2016

Toleransi




Sebagai sebuah strategi..

Selamat malam teman-teman,kali ini saya akan membahas tentang Toleransi sebagai sebuah strategi, teman-teman jangan banyak bertanya dulu ya mengenai judul pembahasnya karna tenang saja nanti kita kupas sampai tuntas.
Sebelum kita masuk ke materi pembahasnya pertama saya ingin bertanya bagaimana kondisi tim nya ? masih dibangun kah ? biasa saja ? sudah mulai bisa berlari kah ? atau malah sedang banyak mengalami kesalahan/pelanggaran/kegagalan ?. membangun sebuah tim memang tidaklah mudah tidak bisa dilakukan dengan proses instan seperti membalikan telapak tangan, sekarang diberi pengarahan terus langsung ada perubahan belum tentu seperti itu, membangun tim butuh proses dan butuh strategi juga.
Biasanya ada teman-teman yang sedang memimpin sebuah tim kemudian mengeluh dan bertanya-tanya, kenapa ko belum ada perubahan ? kenapa ko anggota tim tidak berubah-berubah menjadi lebih baik ? kenapa ko mereka selalu salah ? apa saya yang tidak mampu memimpin atau mereka yang tidak bisa saya pimpin ? apakah saya harus cari profesi baru atau saya harus ganti anggota tim ?.. bener ga kira-kira pertanyaan seperti itu yang sering keluar disaat menghadapi masalah dengan tim yang teman-teman pimpin ?, kalau benar seperti itu mari kita kupas pembahasan pagi ini semoga dapat menjawab dan memberi sedikit pencerahan.
Kita berbica mengenai Toleransi sebagai sebuah strategi, pertama teman-teman harus ingat bahwa tolerasi disini adalah toleransi dalam bekerja bukan toleransi dalam hidup beragama atau toleransi dalam berbudaya di masyarakat, kemudian teman-teman harus paham pengertian tolerasi itu sendiri seperti dalam kamus bahasa Indonesia, definisi toleransi adalah “sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan); pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.” Namun dalam prakteknya tolerasi tidak boleh diberikan dengan begitu saja ke siapa saja, tentu kita harus mengetahui dulu batas kewajaran toleransi itu boleh diberikan atau tidak dan tujuan dari toleransi itu diberikan untuk apa, berbicara mengenai tujuan toleransi itu diberikan untuk apa disini saya akan membahas tujuan dari toleransi tersebut diberikan adalah sebagai sebuah strategi, strategi siapa ? tentunya strategi seorang pemimpin tim,. Baiklah kita mulai kupas pembahasan pagi ini sampai tuntas :
1.      Pertama teman-teman harus ingat bahwa seorang pemimpin tim harus seorang yang visioner, memiliki pandangan jauh kedepan, dia harus bisa melihat hasil dari apa yang ingin dia capai sebelum timnya melakukan proses.
2.      Kedua pemimpin tim harus memahami ilmu manajemen, seperti pada pembahasan kemarin namun dalam pembahasan kemarisn kita baru membahas fungsi manajemen sampai dengan fungsi yang ke tiga yaitu Menggerakan (Acctuating), nah sekarang kita akan membahas fungsi yang ke empat yaitu Pengendalian (Controling).
3.      Ketiga melanjuti dari poin ke dua bahwa kita akan membahas fungsi manajemen yang ke empat yaitu Pengendalian (Controling). Pengendalian (Controling) adalah fungsi terakhir dan fungsi penentu apakah segala sesuatu yang sudah direncanakan diawal bisa terealisasi seutuhnya atau tidak, segala sesatu yang direncakan diawal bisa dilakukan dengan baik dan benar atau tidak, karna tidak sedikit teman-teman yang mendapatkan kesulitas dalam menjalankan fungsi Pengendalian (Controling) ini, apalagi jika dihadapkan dengan permasalah dalam tim, kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota tim, pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, mungkin itu semua yang mengakibatkan teman-teman merasa keseulitan dan akhirnya bertanya ”apa saya yang tidak mampu memimpin atau mereka yang tidak bisa saya pimpin ?”
4.      Dalam menghadapi situasi seperti yang digambarkan poin tiga,  seorang pemimpin tim harus ingat bahwa yang dimaksud pengendalian (Acctuating) adalah “fungsi manajemen yang mengusahakan agar pekerjaan/ kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, patokan, pengaturan atau hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.” Apabila ada ketidak sesuaian maka harus disesuaikan, nah berdasarkan pemahaman diatas seorang pemimpin tim harus mampu mengidentifikasi sumber permasalah dengan logika sederhana menggunakan beberapa pertanyaan seperti beriku :
“ Yang melakukan ke tidak sesuaian siapa ?
“ Yang harus menyesuaiakan kembali siapa ?
Dari dua pertanyaan diatas kira-kira jawabannya apa ?.. Yah betul, jawabannya adalah anggota tim. Yang melakukan ketidak sesuaian adalah anggota tim dan yang harus menyesuaikan kembali adalah anggota tim juga. Dengan pemahaman seperti ini saya yakin teman-teman ingat betul judul pembahasan kemarin adalah Membangun Tim, jika benar teman-teman sudah melakukan semua tahapan dalam Membangun tim tersebut kemudian hasil yang dicapai oleh tim tersebut belum maksimal apakah teman-teman akan begitu saja mengganti anggotan tim nya ? kemudian bersedia membangun kembali dari awal ? kalo saya pribadi tentunya tidak akan membiarkan hal itu terjadi, dan saya yakin teman-temanpun berpikir demikian, jadi apa yang harus kita lakukan sebagai pemimpin tim ? yang harus kita lakukan adalah berstrategi, strategi yang saya maksud dalam pembahasan ini adalah meberikan Toleransi dari segala kesalahan, pelanggaran, kegagalan yang dikukan oleh tim kemudian kita mengembalikan mereka ke jalur yang sebenrnya dan kemudian mempercepat keberhasilan yang tertinggal karna adanya kesalahan, pelanggaran, kegagalan. Toleransi ini diberikan bukan Cuma-Cuma tetapi toleransi ini diberikan sebagai strategi untuk menjaga kestabilan tim yang sudah kita bangun sebelumnya.

Demikian pembahasan Toleransi sebagai sebuah strategi yang dapat saya share hari ini, semoga bermanfaat buat teman-teman pembaca, salam semangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMBIAYAAN USAHA BARU

Untuk melakukan usaha dalam pengembangannyan tentu kita memerlukan suatu pembiayaan yang begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usah...