Nama : Miftahurrizqon Fadhil
Universitas Gunadarma
Dosen: Ahmad Nasher
Fungsi Keluarga
1. Pengertian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
2. Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga
itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang
tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan
sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri,
tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan
lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis
bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya
dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia,
yaitu:
1. Kebutuhan makan dan minum
2. Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
3. Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok
ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota
keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta
mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah
kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu,
diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa,
cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya
bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang
dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan
mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut
dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo
Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal
sebagai berikut:
a. Pembentukan kepribadian;
b. Sebagai alat reproduksi;
c. Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
d. Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
e. Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan
pendidikan
Keluarga merupakan bagian masyarakat yang fundamental bagi
kehidupan pembentukan kepribadian anak manusia. Hal ini diungkapkan Syarief
Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa : “Tidak ada satupun lembaga
kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam membentuk keperibadian anak selain
keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk anak secara fisik tetapi juga
berpengaruh secara psikologis”.
Pendapat diatas dapat dimungkinkan karena keluarga merupakan
lingkungan pertam dan utama bagi seorang anak manusia, di dalam keluarga
seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara pergaulan yang akan
dikembangkannya kelak di lingkungan kehidupan sosial yang ada di luar keluarga.
Dengan perkataan lain di dalam keluarga seorang anak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis maupun sosial, sehingga
mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping itu pula seorang anak
memperoleh pendidikan yang berkenaan dengan nilai-nilai maupun norma-norma yang
ada dan berlaku di masyarakat ataupun dalam keluarganya sendiri serta cara-cara
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan istilah keluarga itu sendiri memiliki beraneka
ragam pngertian, salh satunya diungkapkan oleh Paul B Houton dan Chester L Hunt
(1987:267) adalah sebagai berikut :
Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama
Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau
perkawinan
Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak
Satu orang dengan beberapa anak.
Karena beragam dan luasnya pengertian tentang keluarga maka
penting adanya pembatasan atau definisi keluarga. Diantaranya pendapat Burgess
dan Lock yang membedakan keluarga dengan kelompok sosial lainnya adalah sebagai
berikut
Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh
ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara suami dan istri
adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah
atau kadangkala adopsi
Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama
dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga, kadang-kadang
seperti masa lampau rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi didalamnya empat
sampai lima generasi. Sekarang rumah tangga semakin kecil ukurannya, umunya
dibatasi oleh suami istri anak atau dengan satu anak, dua atau tiga anak.
Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si
suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara
perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi
masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen yang sebagian merupakan
tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan pengalaman.
Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang
diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat
yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan
keluarga lain. Berbeda kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui
komunikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari pola-pola
tingkah laku individu (dalam Khairudin, 1985).
Pada garis besarnya keluarga dapat dibagi kedalam dua bentuk
besar yaitu keluarga luas (extended family) dan keluarga Inti (nuclear family).
Keluarga luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu generasi dan
satu lingkungan kaum keluarga yang lebih luas daripada hanya ayah, ibu dan
anak-anak atau dengan perkataan lain, keluarga luas merupakan keluarga inti
ditambah dengan anggota-anggota keluarga yang lain, atau keluarga yang lebih
dari satu generasi. Sedangkan keluarga inti dapat didefinisikan dengan keluarga
atau kelompok yang terdiri dar atah, ibu dan anak-anak yang belum dewasa atau
belum menikah.
Di Indonesia sendiri, keluarga telah diatur dalam berbagai
peraturan atau undang-undang RI nomor 10 tahun 1992 mendefinisikan keluarga
sebagai berikut : ”Keluarga merupakan wahana pertama seorang anak mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kelangsungan hidupnya”.
Sedangkan menurut SD. Vembrianto dalam “Sosiologi
Pendidikan” mengintisarikan tentang pengertian keluarga ini yaitu :
Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya
terdiri atas ayah, ibu dan anak
Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan
didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi
Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana efeksi
dan rasa tanggung jawab
Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan melindungi
anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan
berjiwa sosial.
Fungsi Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang
sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain tetapi karena
masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan, tidak menutup kemungkinan
sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut mengalami perubahan. Dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan banyak dipengaruhi oleh
ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan yang dikatakan MI Solaeman
(1978:18) bahwa : “Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang pokok,
yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan digantikan oleh orang lain,
sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial relatif lebih mudah
berubah atau mengalami perubahan”.
Mengenal fungsi keluarga Abu Ahmadi (1991:247) mengemukakan
bahwa tugas atau fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tetapi
jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa fungsi kelurga adalah :
Menstabilkan situasi keluarga dalam arti stabilisasi situasi
ekonomi keluarga
Mendidik
Pemelihara fisik dan psikis keluarga, termasuk disini
kehidupan religius.
Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya Singgih P Gunarsa (1991:54) mengemukakan sebagai berikut :
“Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari
sudut organis-Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan
psikis seperti kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual
melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui
perawatan asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan”.
Dari konsep tersebut diterangkan bahwa diantaranya peran
orang tua ini sangat penting sekali terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual
bagi anak melalui pendidikan.Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua harus
diberikan kepada anaknya sehingga orang tua ditekankan harus mengerti akan
fungsi keluarga dan tentunya pemahaman tentang pendidikan. Ini harus
benar-benar dirasakan oleh orang tua sampai mampu berkeinginan untuk
melanjutkan sekolah anaknya ke yang lebih tinggi sehingga wawasan dan pemahaman
anak bisa lebih luas.
Peran Pemuda
Pemuda diidentikkan sebagai kaum muda yang merupakan
generasi bangsa yang akan menetukan perubahan di masa mendatang. Pemuda juga
dapat diidentikkan sebagai individu yang memiliki intelektual dan tenaga yang
potensial untuk pembangunan negara.
Fenomena pemuda masa kini mengalami penurunan kualitas. Saat
ini, kita berada pada fase degradasi moral. Presentase kriminal meningkat
disusul dengan presentase industri hiburan.
Fenomena ini ironisnya lebih mendukung perubahan masyarakat
ketimbang urgensi peningkatan diri dari segi ilmu pengetahuan maupun akidah.
Dalam hal ini, justru membutuhkan pemuda yang memiliki
idealisme intelektual serta masyarakat kekinian sehingga dapat menjadi
transformer antar idealisme. Dan di tangan para pemudalah masa depan
pembangunan masyarakat.
Masa depan dengan akidah islamiyah. Dan tarbiyah menjadi
induk utamanya. Apabila kita akan pergi, sebelum melangkah kita harus
mengetahui tujuannya dan mengetahui apa maksud dari kepergian itu.
Dengan mengetahui hal tersebut, maka kepergian kita akan
terarah dan akan lebih siap menghadapi rintangan – rintangan yang mungkin
terjadi selama perjalanan. Demikian pula dengan perjalanan hidup manusia di
dunia ini.
Kemana tujuan hidup ini dan apa hakekat dari perjalanan
hidup ini. Kita harus mengerti agar perjalanan hidup ini terarah.
Kita sebagai umat islam telah diberi tuntunanNya melalui
firman – firmanNya yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an yang disampaikan
oleh Rasulullah SAW. Firman – firmanNya menjelaskan tentang tujuan hidup
manusia di dunia dan hakekat dari perjalanan itu sendiri.
Allah SWT berfirman :
“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka
berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan kholifah di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman :
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqoroh: 30)
Ayat tersebut menerangkan tentang riwayat manusia mendiami
bumi ini, yaitu dijadikan sebagai kholifah dimuka bumi ini oleh Allah SWT.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal
belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan dengan
bermacam macam godaan sehingga berkatalah Rosul dan orang orang yang beriman
bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu dekat”.
(QS. Al-Baqoroh: 214)
Firman tersebut menunjukkan bahwa manusia itu makhluk yang
lemah yang rentan terhadap godaan. Dan disinilah peran pemuda.
Disaat masyarakat mengalami degradasi moral, pemuda sudah
seyogyanya hadir membangun masyarakat berakidah bukan justru turut andil
menjadi tokoh dalam penurunan moral itu sendiri
Pemuda bisa dijadikan sebagai tolak ukur moral suatu
masyarakat. Masyarakat akan tercipta sebagaimana pemuda memulainya.
Pemuda yang berakidah islamiyah akan membangun masyarakat
islami. Pun berlaku sebaliknya. Pemuda berakidah islamiyah ibarat penerus para
nabi yang menyampaikan risalah. Risalah inilah yang disebut dengan dakwah.
Para nabi dalam menyampaikan risalahNya tidaklah sendirian,
selalu ada para sahabat yang Allah tunjuk untuk menyebarkan risalah islamiyah.
Begitupun pemuda, pemuda bukanlah individu yang bergerak sendiri.
Ia membutuhkan wasilah dan wadah untuk menumbuhkan
potensinya serta lingkungan yang mendukung. Hal ini dapat berupa lingkungan
masyarakat, organisasi, ataupun lingkup pemerintahan. Pun juga termasuk wadah
untuk pemuda adalah kampus.
Kampus adalah wadah wasilah dakwah bagi mahasiswa. Layaknya
pegawai yang membutuhkan kantor sebagai ladang karyanya, kampus dan mahasiswa
saling berkesinambungan dan tak dapat terpisahkan.
Peran aktif mahasiswa dapat dilihat dari komunitas apa yang
diikutinya di kampus. Kampus sebagai sentral pergerakan pemuda yang dapat
melahirkan generasi penerus melalui perekrutan dan kaderisasi. Islam, pemuda,
dan dakwah kampus saling berkaitan.
Media kampus merupakan lingkup kecil sebuah masyarakat. Dari
sini pemuda telah melakukan pemanasan dalam medan dakwah sebelum akhirnya
menjadi individu yang memegang peran teratas dari suatu masyarakat.
Dan disinilah peran penting seorang pemuda. Yaitu sebagai
batu pertama dalam pembangunan masyarakat.
Jadi kesimpulannya adalah fungsi keluarga sangatlah banyak,
mulai dari fungsi biologis, fungsi pemeliharaan, fungsi ekonomi, fungsi
keagamaan, fungsi social, dan lain lain. Banyak tokoh yang mengemukakan
pendapatnya tentang fungsi keluarga, namun intinya fungsi keluarga adalah untuk
membentuk kepribadian semua anggota keluarga
menjadi lebih baik. Lalu peran pemuda dalam pembangunan sangatlah
penting, karena di tangan pemuda lah yang akan menentukan perubahan di masa
yang akan datang. Jadi, kita sebagai pemuda harus aktif dalam bahu membahu
membangun negeri ini
Sumber:
http://mahesapramudia.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-keluarga-dan-fungsi-keluarga_4595.html
http://www.tandapagar.com/peran-pemuda-dalam-pembangunan-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar